Pelepasan Ekspedisi Dua Perahu Sandeq Dari Polman Menuju Luwuk Banggai, Tempuh Jalur Bajau

Pelepasan Ekspedisi Dua Perahu Sandeq Dari Polman Menuju Luwuk Banggai, Tempuh Jalur Bajau

Perahu Sandeq yang bakal menempuh jarak 3000 kilometer melalui jalur Bajau

SIARANNEWS.COM —– Kementrian Kebudayaan melepas dua perahu tradisional Sandeq dalam ekspedisi Bajau Sulawesi dari Kabupaten Polewali Mandar (Polman) menuju Luwuk Banggai, Sulawesi Tengah, rute perahu sandeq ini melewati jalur teripang jalur Bajau, Sabtu (23/11/2024).

Pelepasan ekspedisi dua perahu sandeq ini berlangsung di pesisir pantai Palippis, Desa Bala, Kecamatan Balanipa, Polman.

Dua perahu Sandeq dengan 10 orang awak ini akan menyusuri jalur Teripang atau jalur perdagangan rempah-rempah selama 50 hari.

Acara ini terselenggara berkat kerjasama Kementerian Kebudayaan dengan komunitas Bahari Mandar dalam ekspedisi bertajuk Bajau Sulawesi.

Tujuannya adalah melestarikan perahu tradisional Sandeq sebagai warisan budaya benda nasional.

“Serta melihat jalur sejarah atau jalur Teripang, jalur Bajau memakan waktu selama 50 hari, sepanjang 3000 kilometer,” kata Ketua tim kerja diplomasi budaya Kementerian Kebudayaan, Mohammad Atqa kepada wartawan.

Dia menerangkan para pelaut ulung dari tanah Mandar ini diharapkan tiba pada 11 Desember di Banggai. ”  di Pulau Banggai sendiri akan berlangsung festival Lupus Selebes mengangkat ekosistem laut, terutama pangan laut dan bahari. “ucapnya.

Muhammad Atqa menjelaskan salah satu rangkaian festival ini ialah kongres budaya Bajau yang dihadiri delegasi Asean.

“Jadi di kongres itu kami membicarakan isu-isu permasalahan suku laut dan juga bahan kerja sama, nantinya mengangkat tradisi Maritim untuk didaftarkan di warisan budaya Unesco,” lanjutnya.

Atqa menyebutkan acara ini merupakan kegiatan lintas negara dalam mengangkat tradisi maritim jadi dominasi warisan budaya Unesco. ”  dalam ekspedisi ini berangkat pelaut tradisional dari komunitas Bahari Mandar. Selama perjalanan mereka akan mengambil dokumentasi hingga diskusi budaya sebagai bahan riset. ” terangnya.

Sementara itu Ketua Tim Ekspedisi, Ridwan Alimuddin mengatakan dua perahu sandeq tradisional ini beranggotakan 10 awak.

“Tiga pelaut Mandar profesional, lima anggota pecinta alam dari Universitas Hasanuddin,” bebernya.

Ridwan menerangkan dalam perjalanannya, mereka akan singgah di pulau-pulau kecil, mengambil dokumen tradisi lisan suku Bajau. ” perjalanan akan menghabiskan waktu kurang lebih 50 hari dengan jarak kurang lebih 3000 kilometer. ” ungkapnya.

Ridwan berharap dalam perjalanan ini, tidak ditemukan kendala berarti, sampai dan kembali pulang dengan selamat.

“Ini sudah masuk musim barat, kalau masuk wilayah timur Sulawesi, insya Allah sudah teduh, persiapan utama itu perahu sandeq tradisional yang sudah tua,” tuturnya.

Pegiat literasi budaya kemaritiman bahari Mandar ini mengungkapkan dua perahu Sandeq ini sudah berusia 40 tahun, dan telah dipersiapkan selama satu bulan, ”  tujuan utama ekspedisi ini untuk membawa tradisi orang laut suku Bajau sebagai warisan budaya tak benda di Unesco. Sehingga dibutuhkan riset kontemporer lewat sebuah ekspedisi sebagai salah satu bahan pengetahuan.

“Salah satunya yakni antara suku Bajau dengan suku Mandar sangat memiliki hubungan erat dalam hal kemaritiman, nama pulau hingga benda pusaka,” ungkap sejarawan Mandar ini. (Rls/*)

editor

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *